KUMPULAN
CERITA BUDDHIS
Disusun
oleh: Misnu
NPM: 12110171
2. Batu
penghalang
3.
Pohon apel dan sahatnya
4. Anak
yang lugu
5.
Lilin kecil penerang gelap
6.
Bersyukur
7.
Bunga Teratai
8.
Belajar Melepas
9. Rusa
Pemurah Hati
10.
Anak yang Berbakti
11.
Kambing dan Harimau
12.
Ombak Keci dan Ombak Besar
13.
Gadis Cantik tapi Pelit
14.
Ular Masuk Jurang
15.
Menghagai
1. Kakek
tua dengan Seorang pemuda
Suatu
ketika pada suatu desa ada pemuda yang selalu dilanda masalah sehingga ia bingung
‘kenapa aku selalu dilanda masalah’, apa salah aku, hidup ini tidak adil,
mengapa aku yang dilanda terus menerus………!!!
Wajah
yang murung tampa ada senyuman, tidak ada lagi semangat untuk hidup membuat
pemuda ini tidak gairah seakan-akan hidup tidak berarti lagi. Sampa pada saat
ia pergi kehutan dan ia tersesat, ia bingung mau kemana tapa ia sadari ia
sampai pada sebuah gubuk kumuh. Disana ia meliah seorang kakek yang sudah tua
renta, lalu ia bertanya ”kakek kenapa ada disini dan sedang melakukan apa?”
anak muda disini rumah kakek dan kakek sekarang sedang menyiapkan makan malam,
terus kamu ngapain disini? Tanya balik si kakek. Kakek aku nyasar kek, aku
tidak tahu jalan pulang. Anak muda kenapa wajah kamu kelihatan sangat murung ada
masah apa? Mungkin kakek bisa membantu kamu, kakek aku binggung kenapa aku
selalu dilanda masah yang sangat berat! Aku merasa sudah muak dengan kehidupan
ini kek. O....jadi begitu anak muda, ya sudah.
Sekarang ambilkan kakek air segelas dan segegam
garam. Setelah anak muda itu menganbil air dan garam kakek itu menyuruh anak
muda itu untuk memasukan garam kedalam air dan minumlah kata kakek, bagai mana
rasanya? Pait kek. Sekarang masukan juga segegam garam itu kedalan telaga, coba
rasakan bagaimana rasanya? Tawar kek jawab anak muda itu dengan lugunya. anak
muda begitu juga masalah besar atau kecilnya masalah tergantung bagai mana kau
menyikapinya, seperti telaga yang penuh air bisa menetralisir asinnya garam,
begitu juga bila kamu melapangkan dadamu maka masalah yang kamu agap besar
ternyata bisa kamu lewati dengan mudah. Tapi bila kamu mempunyai pandangan
sempit maka semua masalah kamu angap besar yang sangat membebani kamu seperti
gelas itu. Jadi lapangkanlah dadamu setiap kamu mengadapi masalah, pasti akan
bisa kamu selesaikan, sekaran pulanglah ikuti jalan ini pasti kamu akan sampai
rumah.
Akhirnya anak muda itu sadar dan tercerahkan
dan pulang dengan senyuman dari saat itu ia selalu bisa mengadapi masalahnya
dan hidup penuh kebahagiaan.
2. Batu penghalang
Sutu
ketika ditengah perjalanan seorang sudagar kaya ia berhenti sejenak ketika
melihat batu yang menghalanginya. Lalu ia berkata “dasar kenapa tidak ada yang
peduli dengan batu ini”. Seteh mengatakan kata-kata kasar ia pergi dan batu itu
pun tidak disingkirkan dari jalan.
Selang
berapa waktu lewatlah prajurit dengan gagah perkasa dan membusungkan dadanya
sebagai tanda keberaniannya, tampa ia sadari ia menendang batu yang terletak
ditengah jalan itu. “dasar sipa yang berani menaruh batu ini, apa dia tidak
tahu kalau aku kesatria yang gagah perkasa, kalau aku tahu akan aku bunuh
dengan pedang ku ini” selesai itu ia pergi dan batu itu pun tidak disingkirkan
juga.
Hari
sudah hmpir gelap, lewatlah seorang pemuda dan ia melihat batu itu berada
ditengah jalan. Ia berpikir seandainya ia tidak membuang batu ini maka akan ada
orang yang tergelincir bila tersandung olehnya. Maka dengan susah paya batu itu
bisa disingkirkan dari tengah jalan itu, dan ternyata dibawah batu itu
tersimpan emas dan sepucuk surat dari Sang Raja, untuk mu rakyat ku yang peduli
pada masalah orang banyak. akirnya ia sadah bila kita bisa menyinkirkan masalah
sekecil apaun dan tidak lari darinya maka keberasilan akan kita dapatka. Dengan
memahami hal itu pemuda tersebut sangat menghargai apa yang ia miliki dan
mengunakannya dengan sebaik-baik mungkin, sehingga ia menjadi orang kaya raya.
Amanat dalam cerita “Jadi jangan pernah lari dari
masalah yang kita hadapi tapi selesaikanlah masalah itu jika kita ingin sukses
dalan hidup ini”.
3. Pohon apel dan sahatnya
Suatu
ketika bersahatlah pohon apel dengan anak kecil, setiap saat mereka selalu
bermain bersama, lama-kelamaan anak ini bosen dan mau punya permainan yang
baru, lalu ia meminta uang untuk membeli mainan pada pohon. Pohon menjawab “aku
tidak punya apa-apa untuk membelikan kamu mainan, tapi kamu boleh ambil buah
aku untuk kamu jual dan belilah mainan yang kamu inginkan. Lalu anak kecil tadi
memanjat dan mengambil buah apel tesebu. Seteh selesai anak kecil itu pergi
dengan membawa buah apel yang ia petik tadi.
Pohon
ini kesepian dan ia bertanya kemana sahabatku, kok dia gak pernah kesini lagi.
Waktu terus berlalu dan sahabatnyapun datang dengan wajah yang murung, si pohon
menyapa ada apa sahabatku? Aku bosen dengan mainan mainanku dan sekarang aku
sudah dewasa, akum mau punya rumah dan menikah tapi aku gak ada uang maukah
kamu membantu aku? Sahabatku aku tidak punya uang juga tapi kalau kamu mau
abillah rantingku untuk kamu jadikan rumah dan biaya kamu untuk menikah. Baik
sahabatku, setelah menganbil ranting lalu ia pegi untuk membuat rumah.
Pohon
inipun sedih lagi kenapa sahabatku tidak pernah datang lagi untuk menemuiku
lagi apa ia sudah lupa padaku. Waktu terus berlalu tapi sang pohon terus
menunggu sahabatnya untuk bersama-sama dan bermain seperti yang dulu. Ketika
sahabatnya datang lalu ia dengan tersenyum dan mengatakan ‘mari kesi sahabatku
ayo kita bermain’ “tidak aku sudah besar aku tidak mau bermain lagi” sahabatku
aku bingung aku sudah punya rumah dan istri tapi aku bosen aku mau pergi
berlaya tapi aku tidak punya perahu, bagaimana sahabatku?” kesnilah sahabatku
ambillah batangku untuk kamu jadikan perahu dan belayarlah kemana kamu mau.
Tidak lama kemidian batang pohon itupun ditebang umtuk dijadikan perahu dan ia
pun pergi.
Pohon
ini tetap menunggu sahabatnya untuk balik dan menemaninya. Setelah waktu yang
sangat lama sahabatnyapun datang, namun pohon sedih karena ia tidak bisa
memberikan apa-apa lagi. Sahabatnya menjawab aku tidak butuh apa-apa lagi aku
sudah tua, aku Cuma mencari tempat istiraha. Sahabatku akar-akar ku inilah
tampat yang nyaman untuk istirahat dan sahabat ini tidur dengan lelapnya.
Amanat dalam cerita bahwa, tampa kita sadari sebagai
seorang anak kepada orang tua hanya bisa meminta-minta dan datang saat kita
membutuhkannya saja.
4. Anak yang lugu
(Pentingnya
keterbukaan dan saling percaya)
Suatu
ketika seorang tentara yang ditugaskan untuk pergi kemedan perang,
maka ia mau tidak mau meninggalkan istrinya yang sedan hamil. Si istri menunggu
dan menunggu pulangnya sang suami, namun sang suami tidak pulang juga sampai
akhirnya ia melairkan, dua tahun berlalu dan sang anak ini selalu menanyakan
tentang ayah saya mana bu. Itu ayahmu yang sedang duduk kata ibunya sanbil
menunjuk pada bayangannya. Oh itu bapakku kata anak ini sambil tersenyum lugu.
Suatu
ketika terdengar kabar bahwa tentara-tentara yang ditugaskan untuk pergi
berperang akan datang minggu depan dan salah satu dari tentara itu adalah
suaminya. Tiap hari si istri berdoa agar suaminya cepat datang karena ia sangat
merindukan suaminya.
Hari
terus berlalu dan tibalah saat sang suami datang, sedangkan si istri menyiapkan
segala sesuatu untuk menyambut sang suami tercinta. Ketika suami datang ia
heran ini siapa? Pak itu anak kita, dengan bahagia ia memeluk anaknya namun si
anak mengatakan kamu bukan ayahku tapi kamu oarang lain. Hari-hari telah
berlalu dan suatu ketika tentara ini berbincang-bicang dengan anaknya. Nak ni
papa....! bukan...kamu bukan papaku, papaku selalu datang dimalam hari dan
menemuiku bersama ibu. Tentara ini pun marah ia mengira si istrinya selingkuh
dengan laki-laki laik, sehingga si istri dari saat itu tidak pernah diiraukan
karena sakit hati sang istri akhirnya bvunuh diri. Lalu mau tidak mau tentara
ini menemani anaknya setiap saat. Anak ini menayakan mana ibuku. Sang ayah
diam, ketika malam datang sang ayah menemui anaknya dan anaknya bekata om...am
itu papaku dibelakan om. Lalu ia baru sadar istriku tidak selingkuh yang
dibilang papanya atau orang yang aku kira teman selingkuhannya adalah bayangan
istriku. Itu pasti dia lakukan agar anak ku tidak bertanya-tanya tentang kau. Aku
bersalah mengapa aku tidak tebuka dan jujur dengan istriku kalau tidak ia tidak
akan bunuh diri.
Amanat dalam cerita bahwa, kejujuran dan keterbukaan sangat
dibutuhkan untuk menjalin hubungan yang armonis.
5. Lilin kecil penerang gelap
Rumah
yang terpencil hiduplah sekeluarga yang kurang akur, tiap hari bertengkar dan
mersa paling benar dan tidak ada yang mau mengalah. Sampa pada sutu saat mereka
pergi kewiara dan melihat lilin kecil yang menerangi bakti sala. Dalam hati
timbul pertanyaan mengapa lilin-lilin kecil itu bisa menerangi ruangan sebesar
ini? Sampai rumah sang kakak bertanya paa adiknya, “dek kenapa lilin tadi bisa
menerangi ruangan yang sebesar itu?”
adeknya menjawa “dasar goblok namanya juka api pasti terang”. Akhirnya
sang kakak tidak menerima perkataan si adi lalu mereka bertengkar.
Sutu
hari mereka datang lagi kevihara dan terpukau lagi indah sungguh indah
lilin-lilin ini. Lalu mereka membranikan diri untuk bertanya kepada Romo di
vihara itu, mo kenapa lilin-lilin ini indah dan dapat menerangi ruangan yang
sebesar ini? Anak-anak ku lilin-lilin kecil ini bisa meneranggi ruangan ini
karena mereka bersatu, walaupun kecil tapi bila bersatu akan menjadi indah dan
terang. Maka nyalakan api penerang dalam hatimu dan saling berbagilah dengan
saudaramu maka kalian akan indah seperti lilin-lilin kecil ini.
Dari
saat itu kelurga yang selalu bertengkar mulai akur dan saling menyayangi dan
menghargai sehingga mereka kelihatan indah seperti lilin-lilin kecil yang
mengiasi viara.
Amanat dalam cerita, kita sering bermasalah dan
bertengkar karena didam batin kita tertutup oleh keserakahan, kebencian dan
rasa irihati maka terangilah hati kita dengan lilin-lilin penerang (dhamma)
6. Bersyukur
Suatu
hari sang raja pergi berburu dengan penasehatnya. Ditengah utan saat raja
mengejar buruaannya sang raja jatuh sehingga telunjuknya terpotong oleh
belatinya sendiri. Penasehat coba menggibur namun sang raja tetap saja sedih,
karena spenasehat ini kehabisan kata-kata ia lalu mengatakan segala yang
terjadi patut untuk disyukuri. Lalu sang raja marah dan diperintahkan
pengawalnya untuk mempejarakan penasehatnya itu.
Enam
bulan kemudian setelah telunjuk sang raja sembuh ia pergi berburu lagi dengan
penasehatnya yang baru, karena saking semangat mengejar buruannya sang raja
tersesat dengan penasehatnya yang baru. Didalam hutan sang raja dan penasehat
tertangkap sekelompok suku yang masih premitif. Penasehat dan raja ini ternyata
akan dipersembahkan dalam ritua. Seteh dimandikan ternyata telunjuk raja itu
tidak ada sehingga ia ditendang karena diangap dia tidak pantas untuk
dipersembahan itu (dinilai cacat).
Susah
payah akirnya sang raja bisa pulang ke istananya dan ia teringat dengan
kata-kata dari penasehatnya yang dulu. Seketika itu penasehatnya disuruh untuk
dilepaskan. Setelah selesai menceritakan apa yang terjadi penasehat itu malah
mengatakan terimakasih dan syukur karena saya telah dipenjarakan. Lalu sang
raja bertanya kenapa kamu bicara demikian? Soalnya kalau saya tidak dipenjara
maka saya yang jadi korban dari suku premitif itu.
Amanat dalam cerita, apapun yang telah terjadi
jangan kita sesali, tapi marilah kita menjadi yang lebih baik untuk mendapatkan
asil yang lebih baik pula. Kita janga takut pada akibat yang menimpa kita tapi
takutlah saat kita mau melakukan sebab yang tidak baik.
7. Bunga Teratai
(Seorang
yang tak punya ingi merunah nasib)
Sutu
tempa tumbuh bunga dari lumpur yang menjijikan dan tidak ada seorangpun yang
mau rerla terkena kotoran lumpur tersebut, tapi ketika sang bunga mekar semua
orang mendekat.
Lumpur
yang membuat orang jijik ternyata bisa menumbuhkan bunga yang indah, seperti
terati yang selalu menebarkan aromanya. Tapi tumbuh dari suatu yang tidak
disenangi banyak orang memang susah tapi tetap bisa asalkan usaha seperti bunga
teratai.
Hinaan
dan celaan jangan dijadikkan hambatan untuk mencapai tujuan tapi jadikan semua
itu batu loncatan dan motipasi untuk mencapai apa yang kita inginkan. Hidup
membutuhkan perjuangan dari yang kurang baik menjadi baik dan terus berusaha
dan semangat pasti bisa untuk menggapai cita-cita.
Saat
gagal ia teringat bunga teratai tak semuanya bisa mekar tapi pasti suatu saat
teratai ini akan mengasilkan bunga yang undah. Hal ini yang selalu diingat
sehingga tidak ada kata putus hasa sampa saatnya ia mengapai cita-cita dan
menjadi oarang sukses.
Amanat dalam cerita, dengan ussaha dan tekat yang
tak tergoyahkan pasti bisa keluar dari penderitaan. Kita jangan lupa terhadap
penderitaan karena hal itu yang membuat kita bisa jadi dewasa. Seperti teratai
tidak meningalkan lupur walau kotor tetap ada gunanya. Dan ketika kita berasi
banyak yang ingin dekat dengan kita tapi kita jangan menyimpan dendam.
8. Belajar Melepas
Suatu
ketika seorang anak yang pergi bermain kepasar, ditengah keramean ia melihat
seorang kakek tua yang sedang sedih. Kek kenapa kakek sedih tanya anak itu.
Kakek sedih karena uang kakek untuk ongkos pulang hilang, kakek jadi bingung
pulangnya pakai apa? Seandanya kakek pulang jalan kakil, kakek tidak kuat tapi
jika pulang naik angkot kakek bayar pakai apa? Mendengar cerita kakek tersebut
anak ini menjadi kasian. Lalu ia berpikir seandanya uang ini aku berikan maka
kakek ini bisa pulang tapi aku gak jadi beli baju baru. Aku arus bagai mana?
Beri....gak..?. didalam batin anak ani terjadi perang antara memberi dan tidak.
Setelah berpikir dengan cermat anak ini akhirnya memberikan uangnya kepada
kakek tersebut dengan hati yang hiklas, makasih ya nak ucap si kakek.
Berapa
saat anak itupun pulang, nak mana baju yang pengen kamu beli kok dari pasar gak
bawa apa-apa? Ibu aku gak jadi beli baju soalnya uang yang ibu beri aku gunakan
untuk menolong seorang kakek yang kehilangan uangnya dipasar. Bu aku kasiha
kakek itu gak ada uang untuk ongkos pulang, ibu gak marahkan uangnya aku
gunakan untuk menolong orang. Anak ku perbuatan mu sungguh mulia mengapa ibu
marah, malah sebaliknya ibu bangga punya anak seperti kamu yang medahulukan
orang yang membutuhkan pertolongan. Karena kamu sudah melakukan kebajikan maka
ibu berikan adiah yaitu dua kali lipat uang yang kamu berikan pada si kakek
itu. Bener bu....!!! makasih ya.
Anak
ini suguh berhati mulia walau ia punya banyak uang ia tidak mau berpoya-poya
malah sebagian ia sumbangkan ke vihara dan sebagian ditabungkan.
Selain
gemar menabung juga ia baik hati, serta mau berkorban demi orang lain walaupun
ia tidak mengenalinya. Suatu ketika kakek ini menjumpai anak ini dan kakek itu
berkata ‘kamu yang menolong kakek waktu dipasar’, anak ini bingung, ‘kapan ya
kek’. ‘Itu lo waktu kakek kehilangan uang dan kakek gak ada ongkos untuk
pulang’. ‘Oh...ya kek saya baru ingat’ karena kamu pernah menolong kakek maka
kakek memberikan kamu adiah yaitu baju baru. Gak usah kek’, ‘sudahlah terima
saja’ makasih kek. Lalu anak ini pulang dengan gembira.
Amanat dalam cerita, kita jangan menjadi orang
jangan mememtingkan diri sendiri.
9. Rusa Pemurah Hati
Sutu
hutan rimba hiduplah segerombilan rusa yang tenram dan bahagia, sampai pada suatu
hari datanglah pemburu yang mengusik kehidupan mereka. Rusa-rusa ini menjadi
ketakutan dan berlari, karena mereka takut terkena anak manah dari sang
pemburu. Mereka berlari sekuat mungin untuk jauh dari tempat tersut dengan
tujuan supaya sang pemburu tidak menemukan mereka.
Senja telah tiba rusa-rusa ini mulai mencari tempat untuk
beristiraha, tampa mereka sadari sang pemburu sedang mengintai mereka dari
semak-semak. Tampa membuang weaktu sang pemburu melepaskan anak panahnya,
dengan cepat melesat anak panah itu menenai rusa jantan.”aduh
sakit....kawan-kawanm lari, pemburu itu ada disini. Rusa-rusapun berlari karena
ketakutan. Karena tidak ingin buruannya hilang sang pemburu mengejar rusa-rusa
itu. “mau kemana kalian, aku pasti akan mendapatkan mu sebagai santapan malam
ku”. Sang pemburu terus mengejar didalam gelapnya malam tampa ia sadari ia
masuk kedalam jurang yang ada didalam hutan itu.
Si rusa merasa kasihan kepada pemburu itu, sehingga si
rusa turun kedalam jurang untuk menolong sang pemburu itu. Sampai didasar
jurang rusa itu melihat sang pemburu dalam keadaan pingsan, lalu pemburu itu
ditolong naik keatas jurang. Setelah sadar sang pemburu melihat sang rusa ia
mesa aneh dan berkata mengapa kamu mau menolongku padaha aku mau membunuh mu.
Si rusa menjawab semua mahluk ingin bahagia dan aku menolong mu karena kamu
memang membutuhkan. Rusa kau sunguh baik hati padaku karena mu aku masih hidup,
terimakasih rusa yang baik. Dari situlah sang pemburu berhenti untuk membunuh
karena ia yakin binatang sekalipun ingin bahagia apa lagi manusia. Karena
mengerti hal ini maka orang ini rajin melakukan kebajikan dan selalu menolong
setiap mahluk yang membutuhkanya.
Amanat dalam cerita,
kebencian tidak akan berakhir bila dibalas dengan kebencian jusru akan berhakir
bila dibalas dengan cinta kasih (metta).
10. Anak yang
Berbakti
Desa yang indah hidup keluarga yang bahagia, karena
mereka mempunyai anak yang baik hati dan penurut. Namun karena mereka
kekurangan materi sehingga anak ini walau masih kecil dia harus berkerja untuk
biaya sekolahnya. Melihat hal ini orang tuanya merasa sedih karena tidak dapat
memberikan hal yang terbaik untuk anaknya.
Pagi telah datang, ”waktunya sekolah”. Sampai disekolah
ia diejek oleh temanya karena selain sekolah ia sambil menjual keripik dan
hasilnya digunakan membayar SPP, tapi ia tidak mengiraukan kata temanya itu.
Sampai dirumah ia melihat wajah ibunya yang murung lalu
ia bertanya ”ibu kenapa”, ”ibu sedih karena tidak bisa memberimu yang terbaik
seperti orang tua lainnya”, ’jangan sedih bu aku bahagia mempunyai orang tua
seperti kalian walau dalam mareri kurang namun kasih sayang yang kalian berikan
sangat besar’ sudah bu aku berangkat keproyek dulu ya bu. Walaupun ia masih
keci ia terus berusaha agar disuatu saat ia bisa menjadi orang yang punya dan
dapat membahagiakan oranng tuanya.
Hari terus berlalu anak ini mulai tumbuh dan ia menjadi
seorang sarjana dengan nilai terbaik, namun ia tidak sombong dan masih menurut
pada orang tuanya. Ia tidak pernah putus asa untuk berusaha dan berjuang dan
hakirnya ia menjadi orang yang berhasil ini semua karena ketekunan dan
kesungguhan dari dia dalam menjalani hidup, walau susah ia tidak mau menyerah
dan putus hasa.
Amanat dalam cerita,
jangan selalu menuntut orang tua karena pasti orang tua memberikan yang terbaik
bagi anaknya, seta jangan putus hasa asalkan kita mau berusaha dan yakin maka
kita bisa mencapai apa yangkita inginkan.
11. Kambing dan Harimau
Suatu
ketika segerombolan Kambing lewat di sebuah hutan, disana ia melihat sekor
Harimau yang sedang melahirkan, setelah
melahirkan harimau ini meninggal. Induk kambing ini kasihan pada anak dari
harimau tersebut, sehingga dibawalah anak harimau itu.
Seiring waktu berjalan harimau itu tumbuh bersama
segerombolan kambing dan ia pun mengaluarkan suara seperti kambing. Dia tidak
mengerti sipa dirinya sehingga cara makan dan tingkah lakunya seperti kambing.
Suatu ketika segerombolan kambing ini pergi kehutan untuk
mencari rumput. Sampai disana mereka dihadang seekor harimau jantan, dengan raungan
yang ganas badan yang kokoh ia ingin menerkam kambing-kambing itu, tapi ia
heran mengapa ada harimau kecil bersama mereka dan anehnya lagi dia juga ikut
lari terbirit-birit. Sang harimau melupakan tentang kambing-kambing itu dan
mengejar harimau kecil itu. Tak lama harimau kecil itu ditangkap dan sang
harimau bertanya kenapa kamu juga ikut lari kita ini sama. ’Tidak kita beda’,
coba kamu lihat bentuk kita samakan. Oh ya kamu dengan aku mirip tapi suara
kita beda kenapa? Itu karena kamu tidak mengerti siapa kamu sesungguhnya. Dari
situ anak harimau belajar seperti layaknya harima dan ia tumbuh perkasa menjadi
harimau sesungguhnya.
Untuk menemukan jati diri yang sesungguhnya tidaklah muda
tapi melalui proses dan usaha baru kita bisa. Dengan
menyadari hal demikian maka kita akan menjadi perkasa dan kuat itu disebabkan
sekil dan kemampuan yang kita miliki kita latih semaksimal munkin.
Amanat dalam cerita, kitan sering tidak mengetahui
sipa diri kita sendiri dan potensi apa yang kita miliki sehingga kita sering
bingung kedepanya mau jadi apa, tapi jika kita sudah mengerti sipa dirikita
maka kita akan merasil dalam hidup ini karena kita akan memaksimalkan potensi
yang kita miliki.
12. Ombak Kecil dan Ombak
Besar
Laut
yang indah dengan gelombang ombak yang berbeda, ombak yang besar dengan cepat
dan perkasa lebih cepat mencapai seberang namun ombak kecil yang berusaha
mengejar ketinggalan dan napasnya yang terputus-putus. ’Ombak besar tunggu
aku’, ’ada apa’? ’ombak kenapa kamu lebih besar sedangkan aku kerdil, lemah dan
gerkan aku lamban’ kamu salah kita ini sama itu Cuma perasaan kamu aja,
sesungguhnya kita sama yaitu sama-sama air. Kamu bisa menjadi perkasa besar dan
kuat seperti aku dan bakan kamu bisa mencapai pantai seberang lebih dulu.
Ombak
kecil merenung dan ia sadar bahwa pada dasarnya ia sama dengan ombak besar
yaitu sama-sama air, dari situ ia tidak minder dan berusaha dan berlatih untuk
menjadi besar, gagah perkasa dan kuat.
Berlatih dan terus berlatih, dengan kesungguhan hakirnya
dengan cepat ia bisa menjadi besar, gagah perkasa dan kuat, sehingga ia
mencapai pantai dengan cepat dan nudahnya.
Amanat dalam cerita, semua orang pada dasarnya
sama jadi tidak ada alasan untuk minder dengan yang lain. Semua orang bisa
sukses dan behasil tergantung dari diri sendiri mau gak berusaha dan mencapi
pembebasa (nibbana) bukan orang-orang tertentu tapi semua orang bisa karena
semua orang mempunyai sifat keBuddhaan.
13. Gadis Cantik tapi Pelit
Desa
yang indah hidup gadis yang rupawan banyak sekali orang yang menaruh hati
padanya, namun ia sombong dan angkuh. Pada suatu ketika rombongan bhikkhu yang
perpinda patta dihina, jangankan mengasih jubah, obat-obatan dan makana malah
hinaan dan celaan yang dikeluarkan oleh wanita ini.
Waktu
terus berlalu dan hal yang sama dilakukan kepada setiap para Bhikkhu datang
pindah patta. Pada akhirnya gadis cantik ini mengalami penykit dan meninggal
dunia. Gadis ini terlahir dialam peta dengan wajah yang cantik namun tampa
busana itu disebabkan karena tidak pernah menyumbang jubah atau pakean
terutama.
Suatu
ketika gadis ini menampakan dirinya pada seorang pemuda dan menceritakan kenapa
ia bisa seperti itu. Lalu pemuda itu bertanya bagai mana aku bisa menolong mu?
Kamu bisa menolongku dengan memberi tahu keluargaku untuk menyumbangkan
sebagian arta yang aku tinggalkan. Hata itu digunakan untuk menbeli jubah dan
pakeian, lalu sumbangkanlah kepada bhikkhu yang membutuhkan dan orang-orang
yang membutuhkan, tentu itu semua dilakukan atas nama saya.
Setelah
mendengarkan penjelasan itu, pemuda itu langsung keruma gadis itu dan memberi
tahu tentang apa yang disuh oleh gadis itu, setelah semua itu dilakukan maka
gadis itu muncul dengan busana yang sang bagus dan hakirnya terlahir dialam
lebih baik.
Amanat dalan cerita, sesuai dengan benih yang
ditabur itulah yang dituai.
14. Ular Masuk Jurang
Sebuah
kisah ular yang selalu berantem dengan ekornya karena ekor tidak pernah ada
didepan untuk memimpin dari jalannya ular. Pada sutu ketika karena kepala tidak
mau bertengkar dikasihlah ekor didepan.
Ekor
yang memimpin jalannya ular, denan banganya melaju terus maju kedepan, walau
tidak tahu jalan yang penting maju katanya. Swampa pada sutu ketika ular ini
jatuh dan mati karena kebodohan dari ular tersebut.
Ini
mencermikan keegoisan dan ketidak tahuan menjadi malapetaka bagi kita sendiri.
Seperti layaknya sekor ular yang tidak mempunyai mata untuk melihat namun
dengan sombong merasa sok bisa dan hakirnya celaka sendiri.
Amanat dalam cerita, terlalu ambisi dan tidak
mengukur kemampuan didiri sendiri dan tidak mengiraukan orang lain akan
mengakibatkan celaka bagi dirinya dan penbebasan (nibbana) tidak akan
bisa kita capai selama kita masi diliputi dosa, lobo dan moha.
15. Menghagai
Suatu
kisah gadis miskin yang bermimpi menjadi kaya namun setelah punya barang, ia
mudah sekali merasa bosen dengan apa yang ia miliki. Walapun ia tidak punya
apa-apa tapi ia berusaha untuk dapat apa yang diinginkan, tapi dia selalu
bosen....sedikit....dikit bosen.
Ia
bertanya pada dirinya bagai mana saya bisa kaya kalau saya mudah sekali bosen.
Sampai pada suatu saat ia pergi kekota. Disana ia sadar bahwa apa yang
diinginkan tidak semudah ia dapatkan waktu didesang, terkadang ia makan kadang
tidak. Ia sangat mederita tapi ia tetap bertahan untuk mendapat apa yang dia
inginkan. Dari saat itu ia mulai menjaga apa yang dia punya dan mengunakannya
dengan hati-hati supaya tidak rusak.
Menjaga
apa yang aku miliki bukan berarti melekat, tapi mengingat susah mendapatkannya
membuat nilai barang ini semakia berharga, dengan menyadari ini maka ia selalu
ingat aku susah untuk mendapatkan barang ini maka aku haru menjaganya. Hal ini
yang selalu dilakukan ketika kebosanan datang menghantui fikiran gadis ini.
Sehinnga pada hakirnya ia bisa menjadi berhasil karena ia bisa menghargai apa
yang ia meliki, bukan hanya barabg-barabgnya tapi juga orang dan semua yang ada
pada sekitarnya dihargai dan dirawat olehnya.
Amanat dalam cerita ini, apapun yang disekitar kita,
kita harus bisa menghargainya dan bila kita bosen kita harus ingat betapa susah
payahnya baru kita memperolehnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar